Rabu, 12 Juni 2013

Makalah tentang Peran dan Fungsi Tauhid Dalam Kehidupan Sosial



PERAN DAN FUNGSI TAUHID
 DALAM KEHIDUPAN SOSIAL



Disusun Oleh :
1.      Nurroqim Indrasumarno             NIM: (12480050)
2.      Shofa Rahayu                               NIM: (12480046)
3.      Laeliya Masruroh                         NIM: (12480049)
4.      Melly Anggreni                             NIM: (12480047)


UIN SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
2012


KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbil ‘alamin.Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.

Puji syukur marilah kita haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat kepada kita semua.
Shalawat serta salam tidak lupa mari kita senandungkan untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah TAUHID yang diampu oleh Ibu Dra. Siti Johariyah, M.A .Dalam menulis makalah ini, penyusun merasa banyak kekurangan dan kesalahan dikarenakan penyusun masih dalam tahap belajar.
Akan tetapi, penyusun tetap berharap aupaya makalah ini bermanfaat bagi siapaun yang membacanya.

Wassalam.PNG


                                                                                    Yogyakarta, 25 September 2012

                                                                                                Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………...…….i
Daftar Isi………………………………………………………………................... ii Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………..…….1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………….…….…..1
Pembahasan
A.    Pengertian Tauhid………………………………………………………2
B.     Peran tauhid dalam kehidupan social……...……………………………3
C.     Fungsi-fungsi social tauhid dalam kehidupan muslim di era modern….4
Penutup
A.    Kesimpulan……………………………………………………………..7
B.     Saran……………………………………………………………………7
C.     Daftar Pustaka………………………………………………………….8






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi manusia, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman.
Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini. Kebanyakan manusia hanya mementingkan kepentingan dunia dibanding kepentingan akhirat. Sehingga yang terealisasi hanyalah  sifat-sifat manusia yang berbau duniawi, seperti hedonism, fashionism, kepuasan hawa nafsu, dan lain-lain.
Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid secara benar dan sesuai dengan keadaan zaman manusia sekarang ini.
Padahal, jika, masyarakat modern saat ini menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-harinya, insya allah, akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan tindakan-tindakan yang melanggar hokum agama, maupun hokum perdata dan pidana Negara.


B.     Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1.      Mengapa tauhid penting bagi kehidupan social ?
2.      Bagaimana peran tauhid dalam kehidupan social masyarakat modern saat ini ?
3.      Apa fungsi tauhid bagi kehidupan social ?









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tauhid
Tauhid adalah salah satu hal terpenting yang harus difahami, dimiliki dan dipegang teguh  oleh umat islam, karena dengan tauhid seseorang dapat mengerti apa arti dari kehidupan yang dia jalanani.
Dalam ajaran islam kalimat tauhid terbagi menjadi dua bagian yang sangat berhubungan antara satu dengan yang lainya, yaitu Nafyu dan Isbat.
Nafyu (peniadaan), kalimat tersebut adalah  Laailaaha yang artinya” tiada Tuhan”, maksud dari kalimat itu iyalah meniadakan segala macam Tuhan, sehingga di muka bumi ini tiada apapun yang patut disembah, dipuja, diimani dan ditaati. 
Isbat (menetapkan), kalimat tersebut adalah Illallah yang artinya “ kecuali Allah”, maksud dari kalimat itu iyalah memunculkan pemahaman tentang keberadaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan di dalam fikiran kita setelah kita menghapus segala macam Tuhan yang ada di dalamnya.
Tauhid mempunyai peran besar terhadap hidup manusia, karena dengan tauhidlah manusia dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka. Marilah kita tengok di dalam kehidupan kita pada zaman yang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup tanpa tujuan yang jelas, mereka bekerja siang malam banting tulang hanya untuk mendapatkan harta yang banyak, dengan harta itulah mereka berusaha memuaskan hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yang telah mereka lakukan, padahal Allah telah berfirman dalam ayat-Nya, yang artinya ”Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”.
Maka jelaslah tujuan hidup manusia sesungguhnya, yaitu hanya beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala saja dan bukan untuk yang lain, karena segala macam perbuatan yang kita lakukan mulai dari makan kita, tidur kita, belajar kita, dan segalamacam usaha yang kita lakukan jika kita niatkan untuk beribadah kepada Allah niscaya semua itu adalah pahala bagi kita.




B.     Peran Tauhid dalam kehidupan sosial
            Tauhid  menempati kedudukan sentral dan esensial dalam islam, tauhid berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa syukur, dan sebagai satu-satunya sumber nilai dalam islam.
            Manusia yang bertauhid mengemban tugas untuk membersihkan manusia dari menyembah manusia, hewan, tumbuhan, matahari, berhala, dan lain-lain kepada menyembah alloh. Dengan tauhid, kedudukan manusia sama manusia yang lain, yang  membedakan manusia dihadapan alloh adalah tingkat ketaqwaannya(QS. Al Hujurat: 13)
            Hubungan manusia tidak hanya dengan tuhannya, tetapi juga mencakup hubungan horisontal dengan sesamanya. Maka dari itu tauhid juga memiliki fungsi membentuk suatu masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya nilai keadilan sosial sehingga memberikan insipirasi pada manusia untuk mengubah dunia disekelilingnya agar sesuai dengan kehendak alloh. Hal ini akan memicu manusia untuk membentuk suatu misi yang bertujuan mengubah dunia, menegakkan kebenaran, dan keadilan, merealisasikan berbagai nilai-nilai utama dan memberantas kerusakan dimuka bumi. Dengan misi ini akan terwujud kehidupan sosial yang adil, etis, dan agamis.
            Dalam konteks pengembangan umat, tauhid berfungsi mentransformasikan setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
1.      Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuannya.
2.      Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
3.      Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan paham hidupnya.
4.      Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah semata. Ia tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal tanpa nilai sehingga tidak pernah mengejar kekayaan, kekuasaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan. Sebaliknya, hal-hal tersebut hanyalah sebagai sarana mencapai keridlaan Allah.
5.      Memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama manusia lain , suatu kehidupan yang harmonis antara manusia dan Tuhannya,[1]
C.    Fungsi- fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern

1.      Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk.

Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya fikirr kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا [٣٣:٦٦]

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا [٣٣:٦٧]
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul

Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). ".( QS. Al- Ahzaab : 66-67).


Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “LailaahaillAllah SWT” ( tidak ada Tuhan selain Allah). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah”  berarti seorang muslim telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq, maka umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “ tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad  ila ‘ibadatillahi ”  atau membebaskan manusia dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.

2.      Menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.

Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا [٢٥:٤٣]
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا [٢٥:٤٤]

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?

atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).( QS. Al- Furqon : 43-44)

3.      Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak, potensial, maupun yang konkret. Sehingga manusia tidak melampaui batas dalam pemahaman suatu keilmuan yang membuat dirinya lalai dan merasa benar hingga akhirnya membawa mereka kepada kesombongan yang pasti berakhir dengan kehancuran. Contoh Hitler dengan tentara Nazinya, dengan ilmunya Hitler merasa bahwa gagasan yang dia miliki mampu membawa umat manusia menuju peradaban yang lebih maju, namun karena ilmu tersebut tidak dilandasi dengan Aqidah, maka yang terjadi adalah kehancuran rezim yang dimilikinya.

4.      Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten.

Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Ilahirabbi.

5.      Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka.

Dengan kata lain, kita meyakini bahwa semua aktivitas yang kita lakukan maupun kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan tiada Tuhan selain Dia. Dengan demikina akan terwujud keyakinan yang kukuh dan konsekuen, sehingga tidak mudah terombang ambing oleh perkembangan zaman dan tidak terpenaruh keyakinan yang menyesatkan.[2]

            Dengan Tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, tetapi juga akan sadar bahwa kedudukannya sama dengan manusia manapun. Tidak ada manusia yang lebih superior atau inferior terhadap manusia lainnya. Setiap manusia adalah hamba Allah yang berstatus sama. Jika tidak ada manusia yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada mnusia lainnya di hadapan Allah, maka juga tidak ada kolektivitas manusia, baik sebagai suatu suku bangsa ataupun suatu bangsa , yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada suku bangsa atau bangsa lainnya. Semuanya berkedudukan sama di hadapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan pada Allah SWT.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dari pembahasan di depan dapat diketahui bahwa Tauhid mempunyai berbagai macam fungsi dan peran yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial yakni membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk, menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka, Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten, Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah bahwa tauhid erat hubunganya dengan kehidupan sosial karena dengan ber tauhid manusia dapat mengetahui tujuan hidup mereka yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala secara vertical yaitu langsung kepada Allah dengan ibadah makdoh dan Horizontal yaitu beribadah dengan sesama makhluk Allah dengan ibadah ghoirumakdoh.
 Dengan menancapakan kalimat Lailahailallah  dalam hati, maka akan diketahui bahwa segala hal bentuk penyembahan  terhadap sesama manusia merupakan suatu perbuatan yang bisa menduakan Allah SWT serta mengingkari kekuasaannya, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatunya di alam ini, baik yang ada di langit maupun ada di bumi. Dan apabila semua ini dapat direalisasikan dalam kehidupan secara konsisten maka akan tercipta kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

B.     Saran
Kita sebagai umat beragama sebaiknya dapat mengambil hikmah dari fungsi dan peran yang telah dibahas diatas. Dengan demikian, kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.





DAFTAR PUSTAKA


AKADEMIK,POKJA.2005.Tauhid.Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SUKA

‘Ullumuddin Digital Journal Al-Manar Edisi I/2004


­Zainudin, 1996.Ilmu Tauhid Lengkap.yogyakarta: rineka cipta

Syaiikh Muhammad at-Tamini.

            Khumaidi, 2010 Hikmah Aqidah Ahlaq, Solo : Akik Pustaka














[1](buku Tauhid, POKJA AKADEMIK, pokja akademik UIN SUKA 2005, hlm 78)

[2](http://taman-pengetahuan.blogspot.com)

 








 

5 komentar: