NUZULUL QURAN
Makalah
ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Al-Qur’an
Disusun
oleh:
1. Nurroqim Indrasumarno (12480050)
2. Galuh Sandra Pangesti (12480057)
3. Nurjanah Aini Putri Agustuni (12480075)
4. Listiana Rizki Ayu (12480082)
UIN SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDA’IYAH
2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur
kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul NUZULUL QURAN.
Salawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang
semilir keimanan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah
tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji dan memperdalam pengetahuan
kita tentang kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman umat manusia selama ini.
Disini kami dari kelompok Satu akan membahas tentang Nuzulul Qur’an yaitu
peristiwa turunya Al-Qur’an.
Meskipun demikian kami mengakui
bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca
yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam
makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah
Subhanahu Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan
ketidak smpurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.
Akhirnya, kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Drs.H. Jauhar Hatta, M.Ag yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut
mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin.
Yogyakarta,
26 September 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan
salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu
dibukukan pada masa khulafaur Rasyidin. Karena dengan mengetahui bagaimana
proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para
sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi
sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan
dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu,
tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan
pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga
autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabu Muhammad SAW masih
berada di makah dan belum berhijrah ke madinah hingga saat ini. Dengan kata
lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga
saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan
muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula
pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa
itu wajar saja karena ada dua macam ayat yang membicarakan tentang turunnya
Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Qadar ayat 1, dan surat
Ad-Dhukan ayat 3. Masing-maisng ayat tersebut berbunyi:
Artinya:
“Sungguh talah kami turunkan Al-Qur’an di malam
Lailatul Qodar”
Ayat yang pertama sering diperingati oleh umat islam
pada tanggal 17 Ramadhan. Ayat kedua diyakini oleh mayoritas umat islam adalah
malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Jika
demikian halnya, kelihatannya ayat yang kedua diatas adalah ayat penengah,
artinya bahwa kedua ayat tersebut tidak ada permasalahan. Yang jelas bahwa
Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan.
Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B.
Rumusan Masalah.
1. Apakah pengertian Al-Qur’an itu?
2. Bagaimana hubungannya dengan fenomena
wahyu?
3. Apakah pengertian Nuzulul Quran ?
4. Kapan berlangsungnya proses penurunan
Al-Qur’an?
5. Apakah hikmah diturunkannya Al-Qur’an
secara berangsur-angsur?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Al-Qu’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an
berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata qaraah, yaitu bentuk
masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah banyak
diberikan pengertian oleh mufassir.
Ali
Ash-Shobuni menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz,
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril yang tertulis dalam
mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya,
diawali dari surah Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nas. Untuk dapat
dengan mudah membedakannya dengan wahyu, sedikit tentang wahyu disajikan
berikut ini.
B.
Fenomena Wahyu
1. Pengertian
Wahyu secara etimologi / Bahasa
berarti petunjuk yang diberikan dengan cepat. Cepat artinya dating secara
langsung kedalam jiwa tanpa didahului jalan pikiran dan tidak duketahui oleh
seorangpun.
Jika dilihat secara jelas
makna-makna wahyu tersebut dapat berarti.
a. Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi
manusia, sebagaimana wahyu yang diberikan kepada ibu nabi Musa As yang
berbunyi:
(QS Al-Qasas
ayat 7)
Dan (ingatlah)
ketika Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Nabi Musa supaya menyusuinya.
b. Ilham yang merupakan gharizah/instink
bagi binatang, sebagaimana petunjuk yang diberikan kepada lebah:
(QS 16:68)
Dan tuhanmu
mewahyukan (memberi petunjuk) kepada lebah supaya menjadikan gunung-gunung dan
pohon-pohon itu sebagai tempat tinggal.
c. Suatu isyarat yang diberikan dengan cepat melalui tanda dan kode, sebagaimana
firman Allah kepada NAbi Zakaria:
(QS 19:11)
Maka ketika dia
keluar dari mihrab untuk menemui kaumnya, Allah memberi wahyu (petunjuk atau
isyarat) kepada mereka supaya bertasbih diwaktu pagi dan petang.
d. Godaan dan hiasan kejahatan yang
dilakukan oleh setan pada diri manusia:
(QS 6:121)
Dan sesungguhnya
setan-setan itu mewahyukan (membisikkan kejahatan atau was-was) kepada
kawan-kawan setia mereka.
e. Berupa perintah Allah kepada para
malaikat-Nya:
(QS 8:12)
Ingatlah ketika
Tuhanmu mewahyukan atau memerintahkan kepada Malaikat bahwa Aku bersamamu.
Jika diambil makna wahyu itu dari bentuk
masdarnya maka wahyu berarti petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang
yang dimuliakan-Nya secara cepat, dan tersembunyi. Subhi Sholih menyatakan
bahwa wahyu adalah pemberitahuan yang bersifat goib, rahasia, dan sangat cepat.
Dari makna diatas dapat dipahami bahwa
wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi dan atau rasul secara
rahasia dan sangat cepat.
2. Cara Penurunan Wahyu
Wahyu yang diturunkan kepada Rasul atau
nabi secara rahasia dan sangat cepat itu bervariasi. Dari variasi itu terbagi
pada dua kelompok besar, yaitu melalui perantara Malaikat Jibril dan langsung
tanpa perantara.
a. Melalui perantara Malaikat
Wahyu yang
diturunkan dengan cara ini yang terkenal ada dua yaitu:
Pertama, Jibril
mrnampakkan wajahnya dan bentuknya yang asli. Cara seperti ini terjadi ketika
Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, surah al alaq ayat 1-5.
Kedua, Jibril
menyamar seperti seorang laki-laki yang berjubah putih. Misalnya ketika Nabi
Muhammad menerima wahyu tentang imam, islam, ihsan, dan tanda-tanda hari
kiamat.
b. Tanpa Perantara Malaikat ( Langsung )
Ø Melalui mimpi yang benar, misalnya
ketika turun wahyu surah al kautsar ayat 1-3.
Contoh lain
adalah wahyu tentang penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Ibrahim, yang diuraikan
dalam surah al shaffat ayat 101-112
(tulis ayat)
Ø Allah berbicara langsung
Adapula yang
menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik hijab. Misalnya
wahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam Alquran surah Al-A’rof ayat
143 dan An-Nisa ayat 164. (tulis)
Contoh lain
adalah wahyu yang diterima Nabi Muhammad pada malam isra dan mi’raj tentang
perintah sholat lima waktu. Menurut al-Qathan cara seperti ini tidak didapati
satu ayat pun dalam Alquran.
Cara yang lain
lagi adalah seperti gemercikan lonceng. Menurut jumhur ulama cara tersebut
termasuk yang melalui perantara malaikat. Namun contohnya belum didapati.
C.
Pengertian Nuzulul Quran
Nuzulul Qur'an
artinya adalah turunnya Al-Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang petama kalinya
biasa diperingati oleh umat Islam yang dikemas dalam suatu acara ritual yang
disebut dengan Nuzulul Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang pertama kalinya
merupakan tonggak sejarah munculnya satu syari'at baru dari agama tauhid yaitu
agama Islam. Sebagai penyempurna dari agama-agama tauhid sebelumnya.
Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah diturunkan
sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan
ketentuan yang ada. Itulah sebabnya, ayat-ayat Al-Qu’an atau surat-suratnya
yang diturunkan tidak sama jumlah dan panjang pendeknya, terkadang diturunkan
sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Menurut Alim Ulama’ Al-Qur’an
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui tiga tahapan:
1. Diturunkan ke Lauhilmahfudzh.
2. Ke Bait
Al-‘Izzah di langit dunia.
3. Kemudian baru diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai dengan keparluan yang ada dan kasus-kasus
yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW dan kaum muslim.
Menurut pendapat yang terkuat dan
riwayat yang sahih, firman Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW adalah firman-Nya disurat Al-Alaq:
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhan mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhan mu lah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum pernah ia
ketahui.”
Penurunan surat pertama ini
merupakan peristiwa yang bersejarah yang
terjadi pada malam Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Nabi
Muhammad SAW atau 13 tahun sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertetapan
dengan bulan Juli tahun 610 Masehi. Malam pertama kali Alquran diturunkan ini
disebut oleh Alquran sendiri dengan Lailat al-Qadr ( Malam Kemuliaan) dan
Lailat Mubarokah (Malam yang Diberkahi). Masing-masing dari kedua nama-nama
tersebut terdapat surat Al-Qodar:1 (tulis)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan
(Alquran) pada malam kemuliaan.”
dan surat Al-Dukhan:3-4: (tulis ayat)
“Sesungguhnya Kami menurunkan
(Alquran) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi
peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”
Setelah surat Al-Alaq turunlah
surat Al-Mudatsir, tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW sudah berada dirumah
bersama istri beliau Khadijah, sehabis pulang dari gua Hira. Setelah itu
ayat-ayat Alquran terputus turun untuk beberapa waktu lamanya. Masa terputusnya
ayat-ayat Alquran ini turun disebut fatrat al wahyi yakni masa terputusnya
wahyu.
Berapa lamanya masa fatraul wahyi
tersebut, terdapat perbedaan pendapat. Menurut Ibn Ishaq masa fatrat al wahyi
ini setidak-tidaknya 2,5 tahun, bahkan kemungkinan besar salama 3 tahun.
Timbulnya kesimpang siuran pendapat tentang masa fatrat al wahyi dapat
dimengerti, sebab peristiwa tersebut terjadi pada permulaan islam yang waktu
itu jumlah kaum muslim masih sangat terbatas. Disamping itu, mereka yang sudah
berjumlah sedikit tersebut masih harus mengalami sebagai macam pemberitaan dari
pihak kaum musyrik quraisy, sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat
catatan-catatan turunnya ayat-ayat Alquran secara kronologis dan satu per satu
secara berurutan.
Menurut riwayat yang terkuat, ayat
Alquran yang terakhir sekali diturunkan adalah ayat ketiga dari surat
Al-Maidah:5 (tulis ayat)
“Pada hari ini telah Aku
sempurnakan untuk kamu agama mu, dan telah Aku cukupkan nikmat ku kepada mu,
dan Aku rela islam itu adalah agama untuk mu.”
Menurut riwayat diatas, ayat
terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat
sedang wukuf di Arofah dalam rangka melaksanakan ibadah haji terakhir ( aji
Wada) pada hari Jumat, tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah atau tahun ke
63 dari usia beliau. 81 malam setelah itu Nabi pun wafat.
D.
Periodisasi turunya Al-Qur’an
Menurut saikh al-khudlari dalam bukunya,
tarikh tasyi, masa turunnya al-quran yang di mulai dari tanggal 17 ramadhan
tahun ke 41 dari kelahiran nabi Muhammad SAW hingga akhir turunnya ayat pada 19
djulhijah tahun ke 63 dari usia beliau, tidak kurang dari 22 tahun 2 bulan 22
hari. Masa ini kemudian di bagi oleh para ulama menjadi dua periode yaitu
periode mekah dan periode madinah.
Periode mekah dimulai ketika nabi
Muhammad pertama kali menerima ayat-ayat al-quran pada tujuh belas ramadhan,
pada 41 dari kelahiran beliau hingga awal rabiul awal ke 54 dari kelahiran
beliau, yaitu sewaktu beliau akan berhijrah meninggalkan mekah menuju madinah.
Periode madinah dimulai sejak nabi
Muhammad SAW berhijrah ke madinah dan menetap disana sampai dengan turunnya
ayat terakhir pada 9 dzulhijah tahun ke 10 dari kelahiran beliau. Dengan
demikian, periode mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari dan periode madinah
selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari.
E.
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur
1. Menetapkan hati Rasulullah
Yang menjadi pertanyaan kenapa hati
Rasulullah perlu di-tatsbit-kan? Hal itu dikarenakan Nabi berdakwah kepada
orang banyak selalu saja mendapat tantangan dari orang-orang yang anti
kepadanya, tambah lagi sifat orang-orang tersebut kasar dan bengis serta tidak
menunjukkan sikap yang bersahabat. Maka hal seperti itu perlu diberi semangat
dan kekuatan kepada Rasul bahwa apa yang dialaminya itu semua dengan yang
dialami oleh nabi-nabi dan para rasul terdahulu.
2. Untuk melemahkan lawan-lawannya
(mukjizat)
Orang-orang
yang anti kepada Rasulullah senantiasa melakukan upaya yang dapat
menyudutkannya. Di antara upaya tersebut adalah dengan mengajukan tantangan
yang sepertinya Rasulullah tidak dapat membuktikannya. Misalnya tantangan
mereka agar Rasulullah minta kepada Allah untuk menurunkan azab kepada mereka.
Apa yang mereka minta itu dibuktikan oleh Allah, dan Allah menurunkan azab
kepada mereka pada waktu itu juga.
3. Mudah dipahami dan dihafal
Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat
menghafal dan memehami sesuatu yang harus dipahami atau dihafal. Oleh karena
itu, diturunkan Alquran secara berangsur-angsur menjadi mudah dihafal dan
dipahami serta diamalkan.
4. Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau
kejadian
Alquran diturunkan sesuai dengan
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul pada waktu itu, misalnya
peristiwa tayamum sabagai pengganti wudhu ketika tidak diperoleh air.
5. Menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah yang
Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Ketika Al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun,
kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih
gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian
mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa
Al-Qur’an benar-benar kalam ilahi, Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam adalah rasul
Allah yang diberi oleh-Nya mu’jizat yang amat berguna bagi umat manusia, bahkan
sampai zaman ini mu’jizat tersebut, menjadi tuntunan bagi seluruh umat, barang
siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya pasti akan selamat di
dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan bahkan tidak mau memahaminya niscaya akan celaka,
mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun
melalui perantara malaikat jibril secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW,
kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus
secara keseluruhan, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang
ada. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya,
terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur banyak hikmah yang akan diperoleh yaitu menetapkan hati
Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami dan dihafal, penyusunannya
akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.
Hatahilah.
2010. Sejarah Al-Quran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Anwar,Abu.
2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru: AMZAH
Al-Qur’an
dan Terjemahnya. 1985. Jakarta: Departemen Agama RI. Proyek pengadaan
Kitab
Suci
Al-Qur’an
Masya Allah
BalasHapus